Rahasia Memahami 5 bagian Laporan Keuangan bagi Investor

Memahami Laporan Keuangan bagi investor

Laporan keuangan bagi investor saham di pasar modal adalah materi yang paling dasar sekaligus yang paling penting karena dalam menganalisa sebuah perusahaan dari dokumen inilah nantinya kita bisa memutuskan apakah perusahaan tersebut bagus dan layak untuk di investasikan atau tidak.

Seperti kata Lo Kheng Hong, “Jangan sampai kita membeli kucing dalam karung”. Artinya sangatlah berisiko bagi investor menanamkan uangnya dalam saham tanpa memahami kondisi suatu perusahaan yang akan di investasikan.

Jika anda pembaca memiliki latar belakang pendidikan ekonomi, seperti manajemen ataupun akuntansi, tentu sudah mengenal apa itu laporan keuangan, tetapi bagi anda investor pemula apalagi belum pernah mempelajarinya, jangan khawatir artikel ini akan memberikan anda pemahaman tentang laporan keuangan bagi investor di pasar saham.

Karena ternyata sebenarnya menganalisa laporan keuangan sudah bisa anda lakukan ketika lulus sekolah dasar. Serius ? Ia, karena  menganalisa laporan keuangan bagi investor seperti anda hanya di butuhkan kemampuan berhitung penambahan, pengurangan, kali dan bagi saja, tanpa perlu melakukan perhitungan yang rumit seperti differensial, algoritma,  ataupun integral.

laporan keuangan
Laporan Keuangan bagi Investor

Secara sederhana, laporan keuangan merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dalam periode tertentu.

Jadi di laporan keuangan bagi investor ini kita bisa mengetahui kinerja perusahaan dari tahun ke tahun, seperti melihat pertumbuhan dari jumlah modal, asset, utang, rincian  penjualan, rincian biaya, hingga laba bersihnya. Laporan keuangan yang sudah go public wajib di buat dan di sampaikan setiap tiga bulan sekali.

Laporan kuartal I (1 Januari – 31 Maret), laporan kuartal II (1 April – 1 Juni), laporan kuartal III (1 Juli – 30 September), dan yang terakhir laporan keuangan tahunan (1 Januari – 31 Desember).

Paling tidak kita bisa memahami 3 bagian laporan keuangan bagi investor yakni, Neraca, laporan laba rugi, serta catatan atas laporan keuangan.

Baca juga : 4+ Cara Sederhana Analisis Fundamental Perusahaan

Dari tiga bagian ini saja, kita sudah bisa memahami dan membedakan mana perusahaan yang baik dan yang tidak. Namun, tentu lebih baik lagi jika kita bisa memahami keseluruhan  bagian dalam laporan keuangan.

Rahasia memahami 5 bagian laporan keuangan bagi investor :

1. Neraca (Balance Sheet)

Fungsinya menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu, seperti memberikan informasi berapa banyak harta atau aset yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah utang, dan modal yang dimiliki oleh pemilik perusahaan atau pemegang sahamnya.  

Di dalam Neraca terdapat 3 komponen utama, yaitu : Aset, Liabilias (Utang) dan Ekuitas (Modal). Coba bayangkan sebuah timbangan yang sisi kanan dan kirinya harus seimbang, begitulah konsep sebuah neraca dibuat.

Laporan Keuangan

Aset adalah keseluruhan harta yang dimiliki perusahaan mulai dari uang kas, piutang, persediaan barang untuk dijual, mesin-mesin produksi, gedung atau property dan lain-lain.


Utang (Liabilitas) adalah kewajiban pembayaran yang dimiliki perusahaan kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu. Di dalam komponen Utang (Liabilitas) umumnya terdapat utang bank, obligasi, uatang dagang, dan lain-lain.


Modal adalah kekayaan atau harta bersih yang dimiliki pemilik perusahaan dalam bentuk presentasi saham yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan.

Sebagai ilustrasi, ini adalah contoh sederhana Neraca PT Cuan, Tbk pada tanggal 31 Desember 20XX.

Laporan Keuangan

Dari Neraca di atas kita dapat mendeskripsikan posisi laporan keuangan PT Cuan, Tbk adalah sebagai berikut :


PT Cuan, Tbk memiliki kas sebesar Rp 2 miliar dan tagihan kepada pelanggan dalam bentuk piutang sebesar Rp 4 miliar dan sisanya aset berupa Gedung senilai Rp 14 miliar sehingaa total aset atau harta yang dimiliki PT Cuan, Tbk senilai Rp 20 miliar.

Sumber dana yang dimiliki  PT Cuan, Tbk itu berasal dari Utang bank sebesar Rp 5 miliar dan sisanya dari modal pemegang saham sebesar Rp 15 miliar dengan menyebar 10 miliar lembar saham ke publik. Jadi total modal senilai Rp 20 miliar.

Dari ilustrasi diatas dapat disimpulkan utang (liabilitas) dan modal (ekuitas) merupakan sumber dana yang didapatkan perusahaan untuk membeli  aset serta menjalankan kegiatan operasinya. Sumber dana itu berasal dari modal pemegang saham (ekuitas) dan utang (liabilitas). Jadi dapat dirumuskan Jumlah modal (ekuitas)  ditambah utang (liabilitas) hasilnya sama dengan aset.

Modal + Utang = Aset.

Oleh karena itu, sebagai investor kita harus mampu membaca neraca perusahaan sehingga kita bisa mengetahui apa saja harta yang dimiliki perusahaan, berapa besar utang perusahaan dan berapa kekayaan bersih yang dimiliki oleh pemegang saham pada perusahaan yang akan kita investasikan.

Berikut ini adalah contoh laporan keuangan tahunan Neraca PT Infood CBP Sukses Makmur Tbk (kode saham : ICBP) untuk tahun 2019.

Laporan Keuangan
Laporan Keuangan

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Berbeda dengan neraca, laporan laba rugi memberikan informasi besar pendapatan perusahaan dan berapa biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu.

Gampangnya laporan laba rugi dibuat untuk mengetahui apakah perusahaan mendapatkan keuntungan atau malah kerugian dengan cara mengurangi total pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan perusahaan.

Memahami Laporan Keuangan bagi investor
Laporan Keuangan bagi Investor

Di dalam Laporan ini kita bisa mengetahui perincian biaya atau pengeluaran pada sebuah perusahaan. Biaya utama perusahaan itu biasanya disebut harga pokok penjualan (HPP) atau biaya pokok produksi, yaitu biaya yang di keluarkan untuk mengasilkan sebuah produk yang nantinya akan dijual.

Selain itu juga terdapat biaya operasi seperti gaji karyawan, biaya listrik, biaya penyusutan, biaya adminitrasi lainnya. Sedangkan untuk pendapatan itu diperoleh dari penjualan berupa berupa barang atau jasa, ada juga pendapatan bunga dan pendapatan lainnya.

Penjualan barang atau jasa adalah sumber pendapatan utama perusahaan, penjualan produk atau jasa dikurangi harga pokok penjulan (HPP) disebut dengan laba kotor (omzet). Laba kotor dikurangi biaya operasi akan menghasilkan laba operasi.

Laba operasi kemudian ditambah pendapatan lain-lain dan dikurangi biaya lain-lain akan menghasilkan laba sebelum pajak. Selanjutnya, setelah perusahaan membayarkan pajak akan menghasilkan laba bersih (net profit).

Laporan Keuangan

Dari ilustrasi laporan laba rugi diatas, dapat diterangkan Perusahaan dari tanggal 1 Januari sampai 31 Desember 20XX bisa melakukan penjualan sebesar Rp 200 miliar, dimana harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp 90 miliar sehingga meghasilkan laba kotornya sebesar Rp 110 miliar.

Harga pokok penjualan (HPP) adalah total biaya modal yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk yang siap untuk dijual. Sehingga, penjualan dikurangi HPP disebut sebagai laba kotor.

Laba kotor Rp 110 miliar dikurangi dengan biaya operasional sebesar Rp 60 miliar yang selanjutnya disebut sebagai laba operasi yakni, sebesar Rp 50 miliar

Biaya Operasional contohnya seperti gaji karyawan, biaya listrik, biaya promosi dan pemasaran, biaya administrasi dan lain sebagainya.
Pada sebagian laporan keuangan, biaya kadang juga ditulis sebagai beban atau cost dalam bahasa inggris

Berikutnya laba operasi dijumlahkan dengan pendapatan lain-lain dan dikurangi beban lain-lain akan menghasilkan laba sebelum pajak Rp 55 miliar. Pendapatan/beban lain-lain merupakan aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan bisnis perusahaan dan tidak terjadi secara rutin.

Contoh, perusahaan menjual Gedung yang sudah tidak terpakai sehingga, dikategorikan sebagai pendapatan lain-lain karena bukan dari aktivitas bisnis perusahaan dan tidak terjadi secara rutin. Begitu juga dengan beban lain-lain, contohnya biaya bunga pinjaman bank, rugi dari penjulan aset tetap seperti gedung dan sebagainya.

Akhirnya, laba sebelum pajak menjadi laba bersih (net profit) setelah dikurangi pajak penghasilan, jadi keuntungan bersih yang didapatkan perusahaan untuk periode  1 Januari sampai 31 Desember 20XX adalah  Rp. 43 miliar.

Berikut ini adalah contoh laporan keuangan laba rugi (income statement) Neraca PT Infood CBP Sukses Makmur Tbk (kode saham : ICBP) untuk tahun 2019.

3. Laporan Perubahan Modal (Statement Changes of Equity)

Laporan perubahan modal memberikan informasi  sumber peningkatan dan penurunan kekayaan atau modal pemegang saham (ekuitas) di dalam sebuah perusahaan dan transaksi-transaksi apa saja yang menyebabkan peningkatan dan penurunan tersebut.  

Nantinya di dalam laporan ini berisi informasi jumlah modal pada awal periode,  sumber peningkatan dan penurunan modal dari mana saja, serta jumlah modal pada akhir periode.

Sumber peningkatan modal perusahaan (ekuitas) pastinya berasal dari laba bersih yang diperoleh, penambahan modal yang disetor oleh pemegang saham, konversi surat berharga seperti surat utang yang dapat dikonversikan dalam saham, dan transaksi lainnya yang meningkatkan modal perusahaan.

Untuk penurunan modal perusahaan terjadi jika perusahaan mengalami rugi, pembagian deviden kepada pemegang saham, pembelian saham kembali di pasar (buyback) dan hal yang lainya yang dapat menurunkan jumlah modal.

Contoh sederhana laporan perubahan modal PT Cuan, Tbk

Pada awal periode, saldo PT Cuan, Tbk sebesar Rp. 117 miliar. Jumlah modalnbertambah dari laba bersih operasi perusahaan selama setahun, yakni sebesar Rp 43 miliar. Perusahaan juga mendapat setoran modal dari pemegang saham sebesar Rp. 10 miliar.

Karena PT Cuan, Tbk rutin membagi deviden setiap tahun, modal PT Cuan, tbk berkurang Rp. 33 miliar. Sehingga saldo modal (ekuitas) pada akhir periode adalah sebesar Rp 137 miliar.

4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)

Pada laporan keuangan bagi investor kali ini, kita akan melihat bagaimana sebenarnya aliran uang yang masuk dan keluar dari sebuah perusahaan. Jadi, laporan arus kas itu berisi informasi transaksi-transaksi apa saja yang menyebabkan peningkatan dan penurunan uang kas perusahaan dari awal sampai akhir periode.

Lalu bagaimana cara kita menilai cash flow sebuah perusahaan yang dikategorikan baik atau tidak ? Sebenarnya analisis cashflow ini bisa sangat mendalam, namun kita akan bahas dengan cara yang sederhana tetapi tetap ampuh dalam menilai sebuah perusaan.

Yang pertama, kita harus mengetahui terlebih dahulu bahwa sumber aliran arus kas perusahaan diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu :

Memahami Laporan Keuangan bagi investor
Laporan Keuangan bagi Investor

a. Arus kas dari aktivitas operasi

Arus kas yang berasal dari transaksi-transaksi yang berhubungan dengan operasi atau kegiatan utama perusahaan.
Contoh arus kas masuk berupa penerimaan kas penjualan barang atau jasa dari pelanggan, pelunasan piutang pelanggan, pendapatan karena bunga.

Sedangkan arus kas keluar contohnya adalah pembayaran utang usaha kepada pemasok, pembayaran gaji karyawan, pembayaran biaya bunga keuangan, pembayaran pajak penghasilan.

Arus kas operasi yang baik jika positif dan bertumbuh, artinya penerimaan kas operasi lebih besar dibanding dengan pengeluaran kas operasi sehingga dikategorikan sebagai perusahaan yang sehat.

b. Arus kas dari aktivitas investasi

Arus kas yang bersal dari aktivitas pembelian atau penjualan barang yang berupa aset tetap atau kegiatan investasi yang bersifat aset jangka panjang. Pengeluaran kas aktivitas investasi dapat berupa pembelian gedung, membangun pabrik baru, pembelian mesin produksi, tanah,  dan investasi lainnya seperti saham, obligasi dan lain-lain. Sedangkan arus kas masuk berupa penjualan aset jangka panjang tersebut, pencairan investasi dan lain-lain.

Arus kas investasi yang baik jika negatif,  artinya perusahaan mengeluarkan uang untuk berinvestasi yang diharapkan dapat menjadi sumber pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, contohnya seperti membeli aset baru, membangun pabrik, mengakuisisi perusahan, dan lainnya. Sebaliknya, jika arus kas investasi positif artinya perusahaan menjual asetnya sehingga diasumsikan perusahaan kesulitan keuangan atau aset tidak produktif.

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Arus kas ini berhubungan dengan permodalan atau sumber dana perusahaan. Contoh arus kas masuk dari aktivitas pendanaan berupa penambahan modal pemegang saham, pinjaman bank jangka panjang, perolehan dana dari obligasi dan lain-lain. Sedangkan arus kas keluar yaitu pembagian deviden, pelunasan utang bank dan lain-lain.

Arus kas pendanaan yang baik jika positif atau negatif,  artinya jika positif menunjukkan perusahaan mendapat dana segar berupa suntikan modal baru dari pemegang saham atau juga mendapat utang baru dari bank.
Hal ini berarti investor ataupun bank percaya penuh kepada perusahaan seningga tertarik menanamkan uangnya. Selanjutnya jika negatif menunjukkan adanya uang kas keluar untuk pelunasan utang bank sehingga biaya bunga menjadi lebih ringan serta pembayaran deviden kepada pemegang saham, hal ini baik bagi para investor.

Berikut ini adalah contoh laporan keuangan Arus Kas (Statement of Cash Flow) Neraca PT Infood CBP Sukses Makmur Tbk (kode saham : ICBP) untuk tahun 2019.

Laporan Keuangan

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Sekarang anda sudah memahami 4 bagian utama laporan keuangan bagi investor, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Selanjutnya kita akan membahas catatan atas loporan keuangan yang didalamnya memberikan informasi lebih detail mengenai angka-angka yang ada di dalam 4 bagian utama laporan keuangan sebelumnya, gambaran umum perusahaan serta kebijakan akuntansi yang di gunakan perusahaan.

Laporan Keuangan
Laporan Keuangan

Gambar diatas adalah contoh membaca catatan atas laporan keuangan perusahaan terlihat beban pokok penjulan (HPP) sebesar Rp. 27.892.690 triliun. Kita bisa melihat rincian komponen apa saja yang terkandung didalam HPP tersebut dalam catatan laporan keuangan nomor 2, 10, 25 dan 32.

Laporan Keuangan

Misalkan kita lihat catatan atas laporan keuangan nomor 25, seperti contoh diatas :

Disini kita bisa melihat rincian atau komponen apa saja yang membentuk harga pokok penjulan (HPP), mulai dari besar bahan baku yang digunakan, beban produksi, persediaan barang di awal dan akhir tahun sehingga menghasilkan HPP senilai Rp. 27.892.690 triliun.

Begitu juga halnya jika anda ingin mengertahui perincian dari kas, biaya atau utang perusahaan. Sehingga, catatan atas laporan keuangan akan memberikan informasi lebih detail kepada kita mengenai perusahaan yang sedang kita pelajari.

Laporan keuangan perusahaan bisa di dapatkan dari dua cara, yaitu
1. Lewat situs Bursa Efek Indonesia : https://www.idx.co.id/ – pilih menu “Perusahaan Tercatat” – kemudian pilih “Laporan Keuangan & Tahunan”
2. Lewat situs perusahaan yang ingin dituju.

Baca juga : Ikuti Tahapannya ! Cara Memulai Investasi Saham [Terlengkap]

Sumber Referensi :
Budiman, Raymond. 2018.Rahasia Analisis Fundamental Saham. Jakarta: PT Gramedia Pustaka UtamaWijaya, Ryan Filbert. 2017.Investasi Saham ala Fundamentalis Dunia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sumber Gambar :
Chart : https://www.idx.co.id/
Image : https://pixabay.com/

Seorang trader dan investor di pasar modal

1 Response

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment